Penantian setahun #1

Entah kenapa beberapa waktu ini saya selalu merasa kesepian dan kosong.. Hari-hari saya diisi lebih banyak di kamar kost, sendirian, hanya berteman ipad dan blackberry.. Sehari dua hari berjalan, terasa biasa saja, tetapi akhir akhir ini, setelah beberapa bulan berjalan, nampaknya jenuh dan bosan ini tidak lagi dapat tertahankan..

 Saya tau sebabnya.. Sudah beberapa bulan ini abang saya tidak berada di Jakarta.. Selama kurang lebih dua tahun terakhir, kehidupan saya memang didominasi oleh aktivitas yang kami lakukan bersama... Entah itu jalan, makanan, nganterin tas jualan kami ke tiki, ataupun sekedar ngobrol di lobby apartemen atau di pinggir kolam renang.. Aktivitas ini praktis membuat saya tidak terlalu banyak terlibat dengan teman teman kerja saya lagi.. Bahkan kadang di saat mereka datang ke apartemen untuk berenang atau memasak bersama, saya seringkali tidak dapat bergabung karena mengurusi banyak hal dengan abang..



Hal inipun menimbulkan kesadaran yang penuh dalam diri saya.. Ketika tiba-tiba seseorang yang selalu bersama dengan kita kemudian tidak dapat bersama dengan kita, banyak hal yang akan menjadi berbeda.. Kita kemudian menjadi tidak terbiasa.. Saya sebenarnya bukanlah orang yang terlalu bergantung kepada orang lain, tapi kenyataan bahwa hampir seluruh waktu saya digunakan untuk beraktivitas bersama si abang, kemudian membuat saya menjadi tidak terbiasa.. Seperti ada yang hilang..

Saya kemudian membayangkan rencana kami di tahun depan, rencana untuk menikah,, haaaaaahhhh,,, rasanya masih lama sekali.. Saya masih harus sekolah dulu ke Aussie, dan dia masih harus bekerja di Panama, semua itu kami lakukan supaya kami bisa menikah dengan biaya kami sendiri,,, we could have got married by next week, as what we crazily planned early this year, tapi kami berdua sadar, semua yang terburu buru itu biasanya hasilnya gak akan baik, dan ternyata setelah melewati beberapa bulan terakhir, saya juga gak kebayang bagaimana repotnya kami seandainya kami benar benar menikah minggu depan :)

Sejujurnya, saya sudah ingin sekali berbagi hidup saya.. Saya percaya sekarang2 ini waktu yang tepat.. Dari segi usia, kematangan emosional, mungkin dari segi finansial belum, tapi perlahan lahan namun pasti hal itu bisa terjadi.. Keberadaan si abang selama dua tahun terakhir menyadarkan saya bahwa berbagi hidup itu indah... Bukan hal yang mudah tentu saja, karena dua pribadi yang bersatu itu membutuhkan banyak sekali kompromi dalam segala hal.. Ambisi, emosi, kepekaan, keputusan, masa depan, semuanyaa... Tapi saya selalu percaya semua kompromi yang setiap pasangan akan lakukan itu worth it.

Anyway, mungkin juga karena hari ini kondisi badan saya sedang tidak begitu fit, keheningan ini terlalu terasa, tidak seperti sebelumnya...

Selamat malam dunia...